Hati-Hati! Pre Wedding Syndrome Rentan Bikin Galau Jelang Pernikahan

Hati-Hati! Pre Wedding Syndrome Rentan Bikin Galau Jelang Pernikahan


Persiapan pernikahan memang sangat menguras waktu, tenaga, biaya, dan pikiran. Namun, seluruh pengorbanan tersebut jelas sebanding dengan kebahagiaan yang akan Anda sambut bersama pasangan di masa depan. Jangan biarkan rasa lelah dan penat memperburukan suasana hatimu dalam jangka panjang, ya. Anda wajib mewaspadai pre-wedding syndrome yang kerap dialami mayoritas calon pengantin.

Menyimak kumpulan artikel pernikahan tentu bermanfaat untuk menambah wawasan Anda ketika menyiapkan pernikahan. Di samping itu, ada banyak persiapan lainnya yang wajib Anda dan pasangan lakukan. Anda juga mesti cermat mengidentifikasi dan mengatasi pre wedding syndrome supaya segala perencanaan pernikahan Anda berlangsung lancar. Mau tahu info lengkap seputar syndrome tersebut? Inilah ulasannya!

Apa Itu Pre Wedding Syndrome?

Pre wedding syndrome (disebut juga pre-marriage syndrome) adalah kondisi tekanan psikologis yang lazim dialami setiap orang menjelang pernikahan. Sindrom ini kerap menimbulkan gejala kecemasan dan perubahan suasana hati yang tak menentu, khususnya pada kaum perempuan. Hal ini sangat wajar karena pada umumnya perempuan mengedepankan intuisi dan perasaan dalam berbagai sisi kehidupan.

Beberapa gejala yang timbul pada calon mempelai yang mengalami pre wedding syndrome adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan berlebihan terhadap berbagai hal, mulai dari perencanaan pernikahan hingga kepribadian pasangan.

2. Perubahan suasana hati ekstrem, misalnya emosi negatif, seperti sedih, marah, atau tidak sabar.

3. Konsentrasi dan daya ingat menurun, terutama jika masih harus mengurus pekerjaan atau bisnis menjelang pernikahan.

4. Pada kondisi yang lebih parah, pre wedding syndrome juga bisa mengakibatkan gangguan tidur dan nafsu makan.

Berbagai Pemikiran Negatif yang Muncul Mendekati Hari Pernikahan

Pada umumnya pre wedding syndrome membuat calon pasangan diliputi berbagai pemikiran negatif, yaitu:

- Gundah membayangkan pengalaman malam pertama. Hingga saat ini masih banyak orang meyakini kalau malam pertama terasa menyakitkan bagi perempuan.

- Ragu terhadap karakter pasangan, apalagi bila ada karakter negatif pasangan yang baru terlihat menjelang hari bahagia.

- Gelisah karena memikirkan kehidupan rumah tangga pasca pernikahan. Bahkan, hal negatif ini akan semakin parah bila banyak permasalahan yang terjadi sejak pernikahan dimulai, seperti utang untuk biaya pernikahan dan keputusan tinggal di rumah orang tua.

- Khawatir dengan masa depan pernikahan secara berlebihan. Pola pikir ini bisa dipengaruhi riwayat pasangan (contohnya pasangan Anda memiliki latar belakang broken home) atau maraknya berita perselingkuhan publik figur.

- Takut hidup berjauhan dengan orang tua. Kecenderungan ini makin memengaruhi perasaan pada kondisi tertentu, antara lain tinggal beda pulau atau bahkan mesti merantau ke luar negeri. Orang-orang yang memiliki kedekatan hubungan dengan orang tua lebih berisiko mengalami perasaan ini daripada mereka yang hidup mandiri, punya riwayat broken home, atau telah menjadi yatim piatu.

- Perasaan sulit beradaptasi dengan keluarga pasangan. Setiap keluarga pasti memiliki latar belakang, kebiasaan, dan pola pikir yang berbeda. Meski terkesan sepele, perbedaan tersebut turut memengaruhi keharmonisan rumah tangga bila tidak disikapi secara bijaksana.

Tips Jitu Mengatasi Pre Wedding Syndrome

Pre Wedding Syndrome

Jangan panik dulu mengatasi serangan pre wedding syndrome yang rentan mengganggu suasana hati bahkan mengacaukan rencana pernikahan. Anda patut melakukan beberapa tips jitu berikut ini supaya bisa mewujudkan pernikahan impian secara mantap:

1. Menjalin Komunikasi

Luangkan lebih banyak waktu untuk menjalin komunikasi intensif dengan calon pasangan Anda. Keterbatasan komunikasi rentan memicu kesalahpahaman sehingga membuat rencana pernikahan jadi berantakan.

2. Melakukan Aktivitas Menyenangkan

Rencanakan kegiatan dadakan dengan si dia untuk mengatasi kepenatan ketika menyiapkan pernikahan. Nikmati aktivitas menyenangkan bersama calon pasangan Anda tanpa harus membicarakan soal pernikahan untuk sementara waktu. Biasanya membahas tentang pernikahan terlalu sering malah berisiko menimbulkan selisih paham hingga berujung perang dingin.

3. Ciptakan Momen Me Time

Ingatlah bahwa diri sendiri juga butuh perhatian menjelang pernikahan. Jadi, sebaiknya Anda juga menyempatkan momen me time di sela rutinitas harian. Ada berbagai aktivitas sederhana yang bisa Anda lakukan ketika me time, antara lain merawat diri di salon, jalan-jalan sendirian, pijat refleksi, olahraga outdoor, wisata kuliner, dan menekuni hobi lainnya.

4. Ungkapkan Kegelisahan

Cobalah bercerita dengan orang-orang terdekat yang dapat dipercaya untuk mendengar segala kegelisahan Anda, misalnya orang tua, kakak, sepupu atau sahabat. Sering kali kita tidak membutuhkan solusi dari orang yang menjadi tempat curhat, melainkan hanya perlu didengarkan supaya hati lebih nyaman. Tips sederhana yang satu ini akan membuat Anda lega sehingga bisa menemukan solusi ketika pikiran sudah jernih.

5. Hindari Hal-hal Negatif

Jagalah diri sendiri supaya tidak terpengaruh dengan hal-hal negatif di sekitar. Salah satu contoh konkret yang harus menjadi pembelajaran adalah menjauhkan diri dari mantan pacar maupun sahabat yang memberi pengaruh buruk. Tak jarang suatu rencana pernikahan mendadak batal cuma karena salah satu pihak meragukan pasangannya dan tergoda kembali kepada mantan.

6. Mempercayakan pada Pihak Profesional

Mintalah bantuan pihak profesional untuk mendukung kelancaran rencana pernikahan Anda. Dengan demikian, beban Anda dan pasangan menjadi lebih ringan menjelang hari H. Soal urusan pernikahan tak akan jadi masalah besar jika Anda mempercayakannya kepada wedding organizer (WO) berkualitas seperti Say Yes I Do.

Sebagai salah WO terkemuka di tanah air, Say Yes I Do menjadi one stop solution untuk mewujudkan impian pernikahan Anda. Ada berbagai paket pernikahan lengkap nan menarik yang bebas Anda pilih sesuai bujet. Anda jadi tak perlu repot mengurus soal venue, sesi foto, konsumsi, dan pernak-pernik lainnya untuk sempurnakan acara pernikahan Anda dan pasangan.

Sekarang, sudah saatnya menghempaskan dampak negatif pre wedding syndrome yang rentan mengacaukan hubungan maupun rencana pernikahan Anda. Yuk, siapkan acara pernikahan yang sakral dan bahagia, sekaligus optimis menyambut masa depan! Semoga bermanfaat dan selamat berbahagia!

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Kalau di kampung, beberapa hari sebelum pernikahan ada masa dipingit. Calon pengantin gak boleh ketemu, bahkan gak boleh komunikasi. Mungkin itu tujuan agar terhindar dari semacam pre wedding sindrom ini ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah iya mba okti, dulu di tempatku juga ada kayak gitu. tapi sekrang mah kayaknya jrang yg menerapkan ya. meski nggak ketemu juga kan ada hp buat tetap menjalin komunikasi sama pasangan..

      Hapus
  2. Jadi inget pas mau nikah ada aja cobaannya. Temenku pun gitu. Mau nikah tiba2 yg deketin jadi banyak wkwk

    BalasHapus
  3. Jodoh mana jodoh, nunggu calonnya datang dulu lah baru bisa merencanakan ini itu, heheh

    BalasHapus
  4. Apa memang itu ujian awal kalau mau nikah? Bener2 sih emang bikin gregetan

    BalasHapus
  5. Baru tahuu syndrome ini tapi emang bener, kalo kata pepatah, ujian sebelum menikah itu pastii adaaa ajaa.. jadi kudu kuat2an kalo emang sudah diniatkan ibadah

    BalasHapus
  6. Pernah ngalamin nih pre wedding syndrome karena ada trauma masa lalu. Alhamdulillah bisa terlewati setelah banyakin pasrah sama istikharah

    BalasHapus
  7. Wah baru tahu ada gejala kayak gini. Jd bisa buat pembelajaran tuh sekaligus infornasi buat yg blm menikah. Hrs lbh sering jalin komunikasi biar ga kaget pas udh nikah nanti. Plus hrs jujur dgn pasangan baik sblm maupun udh menikah.

    BalasHapus
  8. Nama Wedding Organizer Say Yes I Do kereen banget...sesuai dengan harapan harapan customers bahwasannya mereka mau pernikahan sesuai dengan impian mereka.

    Memang menjelang hari.H pernikahan rasa deg2an ga karuan adaa banget apalagi kalau dihandle sendiri. (Gusti yeni)

    BalasHapus
  9. Baca artikel tema pre wedding syndrome gini ngingetin aku sama film Korea yang judulnya Marriage Blues yang belum lama ini kutonton. Beneran deh lika-likunya jelang menikah itu adaaaa aja yang bikin takut terus melangkah maju bersama. Unik banget by the way nama WO-nya. Say Yes I Do.

    BalasHapus
  10. Biasanya semakin mendekati hari H tuh godaan dengan hadirnya orang lain makin deras. Nanti pasti datengnya yang ((kayaknya)) jauh lebih baik. Jadi makin ragu dan pengen bubarin ajaaa gitu..

    Tipsnya harus dicoba.
    Terutama urusan komunikasi.
    Sehingga bisa sama-sama tau kecemasan apa yang sedang dialami dan bisa diatasi bersama. Jadi sama-sama semakin mengenal karakter calon pasangan juga.

    BalasHapus
  11. Hehe, sebenarnya kan preweeding photo bukan sesuatu yang wajib dan penting ya, kalau sependek pemikiran aku sebaiknya yang tidak penting dan tidak banyak manfaatnya yah tidak perlu dilakukan. Tapi kalau ada yang mau dan merasa itu perlu yah silakan saja, tidak melarang.

    BalasHapus

Silahkan Berikan komentar Anda pada artikel ini!